AKTIVITAS FISIK, ASUPAN GULA TAMBAHAN, DAN KEYAKINAN PEMBENARAN (LICENSING BELIEF) PADA MAHASISWA ILMU KEOLAHRAGAAN
Abstract
Penelitian ini mengkaji keterkaitan antara tingkat aktivitas fisik, asupan gula tambahan, dan keyakinan pembenaran (licensing belief) pada mahasiswa sarjana di Fakultas Olahraga dan Kesehatan, Universitas Pendidikan Ganesha. Desain yang digunakan adalah kuantitatif potong lintang (cross-sectional), melibatkan 167 mahasiswa yang dipilih melalui teknik total sampling. Aktivitas fisik diukur menggunakan International Physical Activity Questionnaire–Short Form (IPAQ-SF), asupan gula tambahan diukur melalui BEVQ-15 dan Food Frequency Questionnaire (FFQ) 7 hari, sedangkan keyakinan pembenaran diukur menggunakan skala compensatory health beliefs yang telah dimodifikasi. Hasil menunjukkan bahwa sebagian besar mahasiswa memiliki aktivitas fisik tinggi (M = 4,125 ± 1,820 MET-min/week), namun asupan gula tambahan mereka jauh melebihi rekomendasi WHO (M = 56.8 ± 21.3 g/day). Analisis mediasi menggunakan PROCESS Model 4 menunjukkan bahwa keyakinan pembenaran memediasi secara signifikan hubungan antara aktivitas fisik dan asupan gula tambahan, yang mengindikasikan bahwa mahasiswa sering memandang olahraga sebagai pembenaran psikologis untuk mengonsumsi minuman atau makanan manis. Temuan ini menegaskan pentingnya intervensi berbasis kampus yang menargetkan kognisi kompensatoris, meningkatkan literasi gizi, dan membentuk ulang norma “hadiah” setelah berolahraga.
Kata kunci: aktivitas fisik, asupan gula tambahan, keyakinan pembenaran (licensing belief), keyakinan kesehatan kompensatoris, mahasiswa, gizi perilaku
