SAMPAH, SOLIDARITAS, ATAU TEKANAN PRODUKTIVITAS? MENELAAH RELASI KARANG TARUNA DAN KWT DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS KOLEKTIF MENUJU AGROWISATA HIJAU
Abstract
Abstrak ditulis secara ringkas dan faktual menggunakan huruf Tahoma, ukuran 9pt dengan panjang teks Masyarakat di Desa Kepatihan, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri menghadapi kondisi awal berupa dua masalah paralel, yaitu stagnasi partisipasi generasi muda dalam Karang Taruna (KT) serta keterasingan ekonomi Kelompok Wanita Tani (KWT) yang terikat rutinitas domestik. Sampah dan limbah tidak tertangani sehingga membentuk lingkungan fisik dan mental yang memunculkan rasa tidak berdaya. Tim pemberdayaan memfasilitasi kolaborasi antara KT dan KWT dengan menjadikan pengelolaan sampah sebagai pintu masuk perubahan, solidaritas sebagai penggerak energi sosial, dan penguatan kelembagaan sebagai pertahanan menghadapi tekanan produktivitas eksternal. Proses fasilitasi berlangsung melalui diskusi partisipatif, pembentukan visi bersama, dan perancangan struktur kerja yang inklusif. Hasilnya menunjukkan terbentuknya identitas kolektif baru sebagai “Kawasan Agrowisata Hijau Mandiri” yang mengintegrasikan aspek ekologis, ekonomi, dan sosial. KT dan KWT bukan hanya berhasil menciptakan kebun wisata berbasis pengolahan sampah organik, tetapi juga menunjukkan kemampuan bernegosiasi dengan pasar, menyusun program inovatif, serta mengelola konflik secara mandiri. Pemberdayaan terjadi pada level individu melalui tumbuhnya rasa percaya diri, pada level kelompok melalui solidaritas fungsional, dan pada level kelembagaan melalui sistem tata kelola yang transparan dan adaptif.
