https://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/issue/feedJurnal Teknologi Rekayasa Elektro, Material dan Manufaktur2025-09-23T13:57:34+07:00Riza Arif Pratamajtremm@utp.ac.idOpen Journal Systems<p align="justify">Jurnal Teknologi Rekayasa Elektro, Material dan Manufaktur (JTREMM) dipublikasikan oleh Program Studi D-III Teknologi Pemeliharaan Pesawat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang berfokus pada review dan hasil penelitian pengembangan teknologi dan rekayasa elektro, rekayasa material dan rekayasa manufaktur pada pemeliharaan, aplikasi pesawat terbang dan ruang angkasa. Ruang lingkup jurnal ini meliputi Rekayasa Elektro Arus Lemah, Sistem Otomasi, Sistem Proteksi, Sistem IoT, Material Nano, Material Cerdas, Struktur Material, Pemodelan Material, Pemodelan Manufaktur, Rekayasa Manufaktur, Teknologi Manufaktur, Perancangan dan Manufaktur.</p>https://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/5134PENGARUH KUAT ARUS TERHADAP KEKUATAN TARIK STAINLESS STEEL 304 DENGAN PENGELASAN GAS TUNGSTEN ARC WELDING (GTAW)2025-09-08T14:55:56+07:00Bambang Margonobambang80solo@gmail.comYulianto Kristiawanyk@gmail.comAl Ifan Kusmadharma Indhar Fatawialf@gmail.com<p>Pengembangan sains dan teknologi, khususnya teknologi pengelasan, tersebar luas di industri ini? Pengetahuan tentang teknik pengelasan sangat penting untuk memastikan kesesuaian antara hasil yang diinginkan dengan proses pengelasan yang dilakukan untuk mencapai hasil yang optimal. Saat melakukan proses pengelasan untuk mencapai hasil yang diinginkan dan standar, gunakan arus yang sesuai. Pada proses kajian pengaruh arus listrik terhadap kuat tarik baja tahan karat 304 dengan metode pengelasan GTAW diperoleh kualitas sambungan yang cukup baik dalam pengujian gaya tarik. Penggunaan 3 variasi arus yaitu 90 A, 100 A dan 110 A, ternyata tercipta <em>resistor pull-up</em> yang berbeda untuk setiap variasi arus. Dari hasil uji tarik menunjukkan arus dengan intensitas tarik tertinggi sebesar 110 ampere dengan tegangan 507,461 N/mm2, pada nilai regangan tertinggi pada arus 110 ampere dengan nilai 7,31%, untuk modulus elastisitas tertinggi pada 90 A dengan nilai 50,15 N/m2. Struktur mikro las ditentukan oleh banyak faktor, termasuk masukan panas, arus listrik, dan beban. Semakin tinggi arus yang digunakan maka semakin tinggi pula kandungan ferit dan perlit pada HAZ (heat Affected Zone) sehingga menyebabkan nilai kekuatan tarik las semakin meningkat. Semakin tinggi arus pengelasan yang digunakan maka partikel struktur mikronya semakin kasar sehingga ketahanan terhadap HAZ semakin rendah.</p>2025-07-25T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Bambang Margono, Yulianto Kristiawan, Al Ifan Kusmadharma Indhar Fatawihttps://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/5359OPTIMASI KINERJA MESIN DENGAN PENINGKATAN TEKANAN POMPA BAHAN BAKAR DAN VARIASI LUBANG INJEKTOR2025-09-08T14:56:41+07:00Ramadhana Luhur Prabangkararama.prabangkara@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi dampak tekanan pompa bahan bakar yang meningkat dan variasi jumlah lubang injektor terhadap kinerja mesin. Seiring dengan perkembangan sistem bahan bakar dari karburator ke injeksi untuk meningkatkan efisiensi bahan bakar, penelitian ini melibatkan tiga tingkat tekanan pompa bahan bakar (2,5 bar, 3 bar, dan 3,5 bar) dan variasi jumlah lubang injektor (3, 6, dan 8 lubang). Kinerja mesin, yang diukur melalui daya dan torsi, dievaluasi melalui metode eksperimental. Hasil menunjukkan pengaruh signifikan dari peningkatan tekanan pompa bahan bakar dan variasi jumlah lubang injektor terhadap kinerja mesin. Daya optimal dicapai pada tekanan pompa bahan bakar 3 bar dengan injektor 6 lubang, menghasilkan 11,63 HP pada 6000 rpm. Torsi terbaik tercatat pada tekanan pompa bahan bakar 3,5 bar dengan injektor 3 lubang, menghasilkan 43,10 Nm pada 3000 rpm. Studi ini menyarankan bahwa jumlah lubang injektor yang lebih tinggi umumnya berkorelasi dengan peningkatan daya dan torsi mesin. Penelitian ini memberikan wawasan berharga untuk mengoptimalkan kinerja mesin melalui konfigurasi tekanan pompa bahan bakar dan injektor yang spesifik, berkontribusi pada kemajuan dalam desain dan efisiensi sistem bahan bakar.</p>2025-07-25T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Ramadhana Luhur Prabangkarahttps://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/5372ANALISIS TOTAL EFEKTIVITAS MESIN HAITIAN MA8000 PADA PRODUKSI 4 PT SINAR AGUNG SELALU SUKSES2025-09-08T14:57:22+07:00Fana Fitriahfanafitrina@gmail.comGrita Supriyanto Dewigrita@untidar.ac.id<p>PT Sinar Agung Selalu Sukses mengalami kendala dalam proses produksi akibat frekuensi gangguan teknis pada mesin injeksi Haitian MA8000. Selama periode Juli hingga Desember 2024, tercatat total <em>downtime</em> sebesar 121,75 jam dan 16 kasus retur produk dengan 43,75% di antaranya disebabkan oleh ketidaksesuaian proses produksi. Penelitian ini bertujuan mengukur efektivitas dan tingkat pemanfaatan mesin menggunakan metode <em>Overall Equipment Effectiveness</em> (OEE) dan <em>Total Effective Equipment Performance</em> (TEEP). Analisis dilakukan berdasarkan data aktual produksi dan gangguan mesin. Hasil menunjukkan nilai OEE sebesar 59,20% dan TEEP sebesar 34,54%, yang mencerminkan efektivitas dan utilisasi mesin yang masih rendah. Hasil penelitian ini menjadi dasar rekomendasi optimalisasi teknis serta penjadwalan perawatan guna meminimalkan <em>downtime</em> dan meningkatkan efisiensi mesin.</p>2025-07-29T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Fana Fitriah, Grita Supriyanto Dewihttps://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/5579Pengaruh Panjang Tabung Aktuator terhadap Posisi Uplock Landing Gear 2025-09-23T13:57:34+07:00hasanrayana818@gmail.com<p>Sistem hidrolik digunakan untuk mengatur <em>landing gear</em> pada posisi <em>extend</em> dan <em>retract</em> pada pesawat terbang. Pemanfaatan fluida bertekanan akan mendorong aktuator untuk menekan <em>landing gear </em>sesuai dengan perintah yang dilakukan. Sirkulasi aliran fluida harus sesuai dengan sistem hidrolik yang digunakan untuk menahan <em>landing</em> <em>gear</em> supaya pada posisi maksimal. Faktor penghambat aliran fluida karena adanya udara yang masuk pada selang pada sistem hidrolik. Selang yang terindikasi terdapat udara didalamnya akan membuat sistem hidrolik mengalami pelambatan pada aktuator. Posisi <em>extend</em> dan <em>retract</em> akan perlahan bergerak bahkan tidak bergerak sama sekali apabila kebocoran selang terlalu besar. Pengecekan kebocoran fluida pada mekanisme sistem hidrolik yang dilakukan tidak mengalami kebocoran. Sistem hidrolik bekerja dengan baik dan lancar pada saat menggerakkan landing gear. Panjang aktuator memiliki pengaruh pada posisi maksimal <em>extend</em> sehingga tidak bisa mencapai titik <em>uplock</em>. Pada panjang 10.5 cm posisi <em>extend</em> tidak bisa mencapai uplock pada saat mekanisme sistem hidrolik dijalankan, sehingga penambahan panjang 3 cm pada bagian aktuator dilakukan. Penyesuaian panjang aktuator dengan rangka penggerakan dilakukan supaya <em>landing gear</em> pada posisi <em>extend</em> mampu mencapai pada titik <em>uplock</em>.</p>2025-09-23T13:57:34+07:00Copyright (c) 2025 Rayana Hasan