https://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/issue/feedJurnal Teknologi Rekayasa Elektro, Material dan Manufaktur2024-11-21T14:56:50+07:00Widyanita Harwijayantijtremm@utp.ac.idOpen Journal Systems<p align="justify">Jurnal Teknologi Rekayasa Elektro, Material dan Manufaktur (JTREMM) dipublikasikan oleh Program Studi D-III Teknologi Pemeliharaan Pesawat Universitas Tunas Pembangunan Surakarta yang berfokus pada review dan hasil penelitian pengembangan teknologi dan rekayasa elektro, rekayasa material dan rekayasa manufaktur pada pemeliharaan, aplikasi pesawat terbang dan ruang angkasa. Ruang lingkup jurnal ini meliputi Rekayasa Elektro Arus Lemah, Sistem Otomasi, Sistem Proteksi, Sistem IoT, Material Nano, Material Cerdas, Struktur Material, Pemodelan Material, Pemodelan Manufaktur, Rekayasa Manufaktur, Teknologi Manufaktur, Perancangan dan Manufaktur.</p>https://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/4306IDENTIFIKASI LEVEL SENSTIFITAS DAN KEAKURATAN FUEL QUANTITY INDICATOR BERBASIS ARDUINO2024-11-21T14:56:48+07:00Reffy Rizki Shela Pratamareffyrizki@gmail.comRiza Arif Pratamarizaarifp@gmail.comIndra Permanaindrapermana@gmail.com<p>Pesawat memiliki beberapa sistem, salah satunya fuel system. Fuel system merupakan sistem yang digunakan untuk mensuplai bahan bakar dari dalam tangki menuju ke engine. Jumlah bahan bakar yang tersedia di dalam tangki dapat diketahui oleh pilot menggunakan Fuel Quanity Indicator. Fuel quantity indicator dapat membaca kuantitas bahan bakar di dalam tangki karena didalamnya terdapat sensor probe. Rancang bangun ini menggunakan water level sensor sebagai sensor pembacaan. Penelitian ini digunakan untuk melakukan pengujian sensitifitas dan keakuratan serta untuk mengetahui sistem kerja fuel quantity indicator. Dihasilkan data sensitifitas yaitu waktu untuk pembacaan kuantitas 100 mL selama 13 detik, 150 mL 18 detik, 200 mL 10 detik, 250 & 300 mL selama 9 detik. Pada pengukuran 150 mL lebih lama dikarenakan fuel di dalam tangki tidak stabil, dan dihasilkan data keakuratan yaitu pada kuantitas fuel 0 mL terdapat error 0%, 100 mL 3%, 150 mL 0%, 200 mL 0,5%, 250 mL -1,2%, 300 mL 1,3%, margin error terbesar yaitu pada 100 mL dikarenakan penuangan fuel terlalu cepat.</p>2025-01-11T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Reffy Rizki Shela Pratama, Riza Arif Pratama, Indra Permanahttps://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/4307TROUBLESHOOTING KEGAGALAN APU TIPE GTCP 85 – 129E PESAWAT BOEING 737 – 3002024-11-21T14:56:49+07:00Gilang Prasetyo Yuliantogilangpraseryo@gmail.comMuhammad Ikhsanmr.ikhsanmuhammad@lecture.utp.ac.idRiza Arif Pratamarizaarifp@lecture.utp.ac.idWidyanita Harwijayantiwidyanita.harwijayanti@lecture.utp.ac.id<p>APU (Auxiliary Power Unit) adalah salah satu jenis turbin yang mempunyai banyak fungsi khususnya di pesawat besar antara lain, sebagai sumber penghasil electrical power dan pneumatic pada saat di darat dan saat terbang serta juga berfungsi untuk starting engine. Dalam memastikan kelayakan terbang, perlu dilakukan penanganan setiap komponen sesuai dengan panduan Aircraft Maintenance Manual (AMM). Pemeriksaan pada APU dilakukan secara berurutan dimulai dari igniter plug, igniter cable dan ignition exciter. Setelah dilakukan pemeriksaan, ditemukan kerusakan pada komponen ignition exciter. Troubleshooting dilakukan dengan melakukan penggantian komponen ignition exciter yang rusak. Langkah-langkah penggantian komponen ignition exciter dilakukan sesuai dengan panduan AMM Chapter 49. Setelah itu, engineer melakukan APU starting untuk mengetahui komponen ignition exciter dapat menghasilkan tegangan sehingga igniter plug menimbulkan percikan api dan terjadi proses pembakaran pada combustion chamber. Jika telah mencapai kondisi ini, maka dapat dipastikan bahwa APU menyala dengan secara normal.</p>2025-01-11T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Gilang Prasetyo Yulianto, Muhammad Ikhsan, Riza Arif Pratama, Widyanita Harwijayantihttps://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/4308PENGARUH PERBANDINGAN JARAK ANYAMAN SERABUT KELAPA PADA KOMPOSIT HYBRID TERHADAP SIFAT MEKANIK UJI TARIK 2024-11-21T14:56:49+07:00Vanditya Prima Ariel Kurniawanvandityapak@gmail.comMuhammad Ikhsanikhsanoo22@gmail.comSahid Bayu Setiajitsahidbayu.setiajit@lecture.utp.ac.idIndra Permanaindrapermana@lecture.utp.ac.idRiza Arif Pratamarizaarifp@lecture.utp.ac.id<p>Komposit adalah material yang merupakan gabungan dari dua bahan atau lebih yang diharapkan dapat memiliki karakteristik mekanik yang lebih baik dari bahan-bahan penyusunnya. Pada penelitian ini, komposit dibuat dari 2 jenis serat yaitu serat fiberglass dan serat anyaman sabut kelapa, biasa dikenal sebagai komposit hybrid. Serat-serat tersebut dicampur dengan matriks SHCP menggunakan metode hand lay-up. Serat sabut kelapa dianyam menggunakan 3 jenis jarak anyaman yang berbeda-beda untuk mengetahui pengaruh jarak anyaman serat sabut kelapa terhadap kekuatan komposit hybrid yang dihasilkan. Ketiga jenis jarak anyaman tersebut yaitu jarak anyaman 1 cm, 1,5 cm, dan 2 cm. Ketiga jenis komposit yang dihasilkan kemudian diuji dengan Uji Tarik berdasarkan ASTM D638-01. Hasil pengujian menunjukkan bahwa jarak anyaman 1,5 cm mampu menghasilkan komposit hybrid dengan karakteristik mekanik terbaik yaitu tegangan 43 MPa, regangan 0,023, dan modulus elastisitas 1,97 GPa. Hasil tersebut menunjukkan bahwa jarak anyaman paling kecil (jumlah fiber paling banyak) tidak menjamin kekuatan paling tinggi. Oleh karena itu, disimpulkan bahwa komposit yang terbuat dari serat anyaman akan memiliki kekuatan paling tinggi (optimum) jika dibuat dari anyaman dengan jarak anyaman yang cukup kecil namun masih tetap memberikan tingkat keterbasahan serat yang memadai.</p>2025-01-11T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Vanditya Prima Ariel Kurniawan, Muhammad Ikhsan, Sahid Bayu Setiajit, Indra Permana, Riza Arif Pratamahttps://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/4309RANCANG BANGUN ALAT PERAGA MEKANISME FLAPS PESAWAT ATR-72 BERBASI ARDUINO2024-11-21T14:56:50+07:00Faizzal Asysyanifaizzalasysyani@gmail.comIndra Permanaindrapermana@lecture.utp.ac.idRiza Arif Pratamarizaarifp@gmail.com<p>Flaps adalah sebuah komponen yang terpasang pada bagian belakang sayap (trailing edge), berfungsi meningkatkan camber airfoil untuk memberikan tambahan gaya angkat. Flap memiliki beberapa tipe mekanisme gerak, salah satunya adalah slotted flaps yang dipakai di pesawat ATR-72. Mekanisme penggerak flap menjadi salah satu materi pembelajaran dalam perkuliahan di program studi Teknologi Pemeliharaan Pesawat. Untuk memudahkan pemahaman materi, dibutuhkan suatu sarana komunikasi dan interaksi dalam bentuk alat peraga mekanisme flap. Alat ini mampu memodelkan konsep mekanisme kerja Flap sesuai aslinya. Dalam rancang bangun ini, alat peraga dibuat dengan menggunakan motor servo sebagai pengganti aktuator hidraulik dan Arduino sebagai mikrokontroler. Rangka sayap dan flap pesawat ATR-72 dimodelkan menggunakan lembaran aluminum. Alat peraga ini mampu beroperasi sesuai dengan konsep mekanisme extension/retraction dari inboard flap ATR-72. Sudut defleksi flap yang dihasilkan oleh alat ini mempunyai margin kesalahan terbesar 10% pada sudut defleksi 35°.</p>2025-01-11T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Faizzal Asysyani, Indra Permana, Riza Arif Pratamahttps://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTREMM/article/view/4333GAYA TARIK MAKSIMAL KOMPOSIT GFRP DENGAN METODE HAND LAY-UP PADA VARIASI KETEBALAN2024-11-21T14:56:50+07:00Awaluddin Suprayogisuprayogi.awaluddin@gmail.comIndra Permanaindrapermana@lecture.utp.ac.idSahid Bayu Setiajitsahidbayu@gmail.com<p>Metode hand lay-up merupakan salah satu metode pembuatan komposit yang sederhana dan tidak memerlukan peralatan khusus untuk proses produksinya dengan mengoleskan campuran resin ke seluruh lapisan serat komposit. Kekuatan dari komposit yang menggunakan metode hand lay up dapat diketahui hasilnya dengan melakukan pengujian tarik terhadap komposit sesuai dengan ASTM (American Society for testing Material) D3039. Hasil uji tarik yang dilakukan menghasilkan hasil uji pada spesimen 1 komposit GFRP mampu menahan gaya maksimal 836 kgf dan spesimen 2-3 memiliki rata – rata 1026,224 kgf. Pengaruh ketebalan pada spesimen 1 dan spesimen 2-3 menghasilkan kenaikan kemampuan sebesar 10,22% dengan beda ketebalan 1mm. Spesimen uji tarik untuk metode hand lay-up dibuat berjumlah 3 buah spesimen sesuai dengan standar ASTM D3039. Hasil uji tarik menunjukkan modus kegagalan yang terdapat pada spesimen dengan metode hand lay-up sesuai dengan kode yang mengacu pada standar ASTM D3039 adalah GAT (Grip/tab An side Top).</p>2025-01-11T00:00:00+07:00Copyright (c) 2025 Awaluddin Suprayogi, Indra Permana, Sahid Bayu Setiajit