TIPOMORFOLOGI TATA LETAK BANGUNAN KANTOR ARSITEKTUR KOLONIAL BELANDA PERIODE TAHUN 1870-1940 DI SEMARANG
Abstract
Indonesia yang pada masa pra kemerdekaan disebut para leluhur sebagai Nusantara, dari segi penjajah/kolonial Belanda mereka sebut Hindia Belanda. Kolonial Belanda banyak meninggalkan arsitekturnya di masa lalu pada hamper seluruh wilayah negeri ini, tak terkecuali kota Semarang. Semarang sebagai kota pelabuhan, pada era kolonialisme Belanda kota ini berperan strategis bagi penyelenggaraan kegiatan supply pangan, komersial maupun pertahanan keamanan mereka. Antara lain terwujud dalam bangunan kantor.  Pada periode tahun 1870-1940 sejak diterbitkannya Undang-Undang Agraris adanya Cultuurstelsel dan adanya politik etis, hingga pada era surutnya arsitektur kolonial pada tahun 1940, di Semarang terdapat banyak bangunan kantor yang hingga kini masih dilestarikan, meski terdapat pula yang sudah terlanjur didemolisi.
Penelitian ini bertujuan untuk menggali macam tipologi dan morfologi bangunan yang berfungsi awal kantor, dalam periode antara tahun 1870-1940. Penggalian tipomorfologinya, ditelusur dari pengaruh arsitektur Belanda dan Negara sekitarnya yang terbawa dan mempengaruhi arsitektur lokal Jawa; baik dalam wujud yang masih kental karakter asal Eropanya, maupun yang lebih berimbang sebagai persenyawaan antara kedua karakternya.Baik dalam aspek tata letak, tata ruang dan bentuk arsitektural.
Macam metoda penelitiannya, deskriptik analitis kualitatif. Hasil penelitiannya, macam tipomorfologi bangunan kantor di Semarang, baik yang berlokasi di kota lama Semarang, maupun di luar sekitarnya. Pertama, adalah tipologi sejenis dengan bangunan komersial Eropa abad XVII. Kedua, serupa dengan tipe bangunan kantor merangkap rumah dinas di kota-kota lama di Nederland. Ketiga, Berdenah layaknya bangunan publik masa awal Arsitektur Modern, yang berperencanaan open plan Keempat, kurang spesifik sebagai bangunan karena mirip denah bangunan rumah tinggal.