KONDISI KENYAMANAN THERMAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK SEMARANG

  • DWI SUCI SRI LESTARI

Abstract

Dalam perancangan arsitektur, pengaruh iklim merupakan salah satu faktor pertimbangan. Antara lain meliputi pengaruh-pengaruh: sinar matahari, angin, hujan, radiasi dan kelembaban. Implementasinya dalam desain bangunan meliputi: orientasi, bentuk atap, dinding, struktur, ataupun pemilihan bahan bangunan. Terkait hal itu, mengkaji karya arsitek bangsa asing: Belanda di bumi tropis Indonesia seperti halnya Gereja Blenduk Semarang dari aspek kenyamanan thermalnya, yang dipengaruhi oleh angin, suhu, radiasi panas dan kelembaban, sangatlah menarik. Hasil kajiannya, juga dapat untuk mengingatkan kepada setiap arsitek, bahwa keberhasilan perancangan bukan semata-mata dari pandangan arsiteknya sendiri, melainkan juga penilaian pengguna, antara lain melalui pengalamannya merasakan kenyamanan thermal bangunannya. Kajian dilakukan dengan alat ukur anemometer, psychometer dan thermometer, serta analisis kondisi interiornya. Ternyata hasil kondisi kenyaman thermal interiornya: kurang nyaman, disebabkan suhu Corected Effective Temperature (CET) interior: 29º C - 30,2º C adalah di atas persyaratan kenyamanan thermalnya: 22º C - 27º C

Author Biography

DWI SUCI SRI LESTARI
FT UTP SKA
Published
2011-11-14
How to Cite
SRI LESTARI, D. S. (2011). KONDISI KENYAMANAN THERMAL BANGUNAN GEREJA BLENDUK SEMARANG. Jurnal Teknik Sipil Dan Arsitektur, 10(14). Retrieved from http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/article/view/226

Most read articles by the same author(s)