TATA MASA BANGUNAN PUSAT KOTA LAMA SURAKARTA

  • DWI SUCI SRI LESTARI

Abstract

Kota lama Surakarta, merupakan transformasi negara kota tradisional Mataram-Islam,yang disusun dari empat komponen: keraton, Alun-alun, masjid, dan pasar yang  disebut Catur Tunggal, disusun berdasarkan konsep kosmologi berorientasikan pada sumbu Utara-Selatan Hutan Krendowahono-Laut Kidul dan Timur-Barat Gunung Lawu-Gunung Merapi. Sumbu kosmologi utara-selatan, dari selatan ke utara adalah jalan Gading Kidul-jalan Pakubuwono-jalan Jenderal Sudirman.Dalam perkembangannya, pusat kota lamatradisional Surakarta diintervensi oleh kolonial Belanda. Khususnya pada jalan Jenderal Sudirman dibangun oleh Belanda,muncul bangunan-bangunan yang hingga kini masih ada: Benteng  Vastenburg, Bank Indonesia dan Gereja Katolik St. Antonius. Tujuan pembahasan, untuk mengidentifikasi tata masa bangunan  di jalan Jenderal Sudirman kota Surakarta, dilakukan dengan metoda survei, observasi lapangan, serta eksplorasi pustaka. Dihasilkan bahwatata masa bangunan komponen pokokCatur Tunggal dimaksud, yang berarsitektur tradisional Jawa, bertinggi bangunan  satu sampai dengan dua lantai, berkomposisi open plan. Sedangkan bagi bangunan kolonial Belandanya,bertata masa awal tunggal kemudian berkembang jamak berkomposisi open plan.

Author Biography

DWI SUCI SRI LESTARI
FT UTP SKA
Published
2015-05-21
How to Cite
SRI LESTARI, D. S. (2015). TATA MASA BANGUNAN PUSAT KOTA LAMA SURAKARTA. Jurnal Teknik Sipil Dan Arsitektur, 17(21). Retrieved from http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/article/view/406

Most read articles by the same author(s)