PENGEMBANGAN ARSITEKTUR SURYA DI INDONESIA UNTUK PENGKONDISIAN UDARA SEBAGAI ARSITEKTUR HEMAT ENERGI

  • DJUMIKO FT UTP

Abstract

Dalam upaya mewujudkan arsitektur surya di Indonesia yang bertujuan untuk memanfaatkan potensi alam, khususnya radiasi surya ke dalam bangunan, perlu dilakukan pengkajian, khususnya penggunaan energi surya untuk pengkondisian udara. Hal ini dimaksudkan, selain tercipta arsitektur yang dapat menyediakan energi sendiri, sekaligus mengurangi ketergantungan pemakaian energi fosil bumi, serta mengurangi biaya pada masa operasional bangunan tersebut.

Bangunan yang menggunakan energi surya, diperlukan komponen-komponen  seperti : kolektor, penyimpanan, distribusi, transport, energi bantuan, kontrol, mesin AC, dan sistem distribusi udara dingin. Seluruh komponen di atas agar dapat berfungsi dengan baik, maka perlu dilakukan langkah-langkah untuk mengintegrasikan kedalam bangunan, sehingga seluruh komponen penggunaan energi surya dan komponen teknologi bangunan menjadi satu kesatuan dalam bangunan.

Untuk mengintegrasikan komponen energi surya kedalam bangunan, perlu mempertimbangkan kriteria perancangan meliputi : orientasi kolektor, orientasi bangunan, elemen bangunan penangkap energi surya, pengetrapan komponen energi surya ke dalam bangunan, distribusi udara dingin, jarak antar bangunan, penghalang sinar surya, dan gubahan masa bangunan.

Untuk mengetahui manfaat arsitektur surya untuk pengkondisian udara dibuat model, dari hasil pengkajian disimpulakn :

  1. Jika seluruh atap dipasang kolektor, maka dapat menghasilkan 8 lantai yang dapat didinginkan.
  2. Dinding barat yang dipasang kolektor, akan menghasilkan 2 lantai yang dapat didinginkan.
  3. Perbandingan biaya operasional antara pengkondisian udara energi surya dengan energi listrik, biaya operasional energi surya = 20 % dari biaya energi listrik untuk operasional siang hari.  Bilamana operasional selama 24 jam, biaya operasional energi surya= 52,5 % dari biaya energi listrik.
  4. Penggunaan pengkondisian udara energi surya ekonomis, jika harga maksimum investasi awal mesin energi surya 4 x mesin energi listrik, dan masa operasionalnya lebih dari 10 tahun.

Ternyata hasilnya sangat dimungkinkan dan feasible untuk dipertimbangkan.

Author Biography

DJUMIKO FT UTP
FT UTP SKA
How to Cite
FT UTP, D. (1). PENGEMBANGAN ARSITEKTUR SURYA DI INDONESIA UNTUK PENGKONDISIAN UDARA SEBAGAI ARSITEKTUR HEMAT ENERGI. Jurnal Teknik Sipil Dan Arsitektur, 6(10). Retrieved from http://ejournal.utp.ac.id/index.php/JTSA/article/view/78