VERTICAL HOUSING DENGAN KONSEP ONE STOP LIVING DI SURAKARTA BERPENDEKATAN ARSITEKTUR BIOPHILIC

  • Muhammad Bagus Permadi Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
  • Wahyu Prabowo Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
  • Tri Hartanto Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Keywords: vertical housing, one stop living, biophilic architecture, surakarta

Abstract

Kepadatan kota Surakarta mencapai 11.361 jiwa per kilometer persegi. Pertumbuhan ekonomi terutama di kota Surakarta membuat permintaan penggunaan ruang terutama di kota Surakarta semakin banyak. Banyaknya permintaan lahan tersebut dan terbatasnya ruang yang tersedia menjadi masalah yang serius terutama di kota Surakarta. Setiap individu yang hidup memiliki kebutuhan guna mewujudkan kehidupan yang berkelanjutan, salah satu kebutuhan tersebut adalah perumahan dan permukiman. Dengan permintaan properti yang semakin meningkat khususnya di perkotaan menjadikan harga properti semakin mahal. Dengan permasalahan ini didapatkan bangunan vertical housing. Penggunaan konsep one stop living memberikan kios retail yang terintegrasi dengan hunian. Penggunaan pendekatan arsitektur biophilic membawakan nuansa alam ke dalam bangunan. Dengan pendekatan ini manusia akan mencapai kemampuan yang maksimal pada saat berada di lingkungan alami. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan bangunan arsitektur biophilic vertical housing dengan konsep one stop living di Surakarta.

References

. Bhumi ATR BPN (2023). Diakses pada 7 maret 2023.

. DPU Kulon Progo. (2022). Diakses pada 5 Maret 2023.

. Febrita, D. (2014). Vertical housing. Diakses pada 3 maret 2023.

. Garreau, J. (1991). Edge city: Life on the new frontier. Anchor Books.

. Huxtable, A. L. (1997). The city as a work of art: London, Paris, Vienna. Yale University Press.

. Justice, R. (2021). Konsep biophilic dalam perancangan arsitektur, 112-116.

. Pramudito, S., Tegar, L., Nasir, J. (2019). Studi model rancangan hunian vertikal berdasarkan bentuk interaksi warga di bantaran sungai winogo Yogyakarta. 151

. Sanyal, B. (2013). Planning ideas that matter: Livability, territoriality, and feasibility. MIT Press.

. Savitri, R. (2018). Pusat perbelanjaan modern (mall) dengan penekanan ruang terbuka publik, 230-231.

. Sutriyanto, E. (2022). Properti di Kawasan hunian berkonsep one stop living diminati. Diakses pada 3 maret 2023.

. Wikipedia. (2023). Diakses pada 12 maret 2023

. Zulfikar, A. (2021). Mengenal konsep one stop living dan keuntungannya sebagai hunian. Diakses pada 4 maret 2023.

. Yulianto, R., Asmawi, M., & Kuswanto, H. (2019). Penghuni dan Peran Lingkungan pada Rumah Susun di Indonesia: Sebuah Studi Kasus di Jakarta. Jurnal Permukiman, 14(1), 59-70.

. Kurniawan, A. (2018). Persepsi Penghuni Terhadap Faktor Kualitas Apartemen di Jakarta Barat. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, 3(3), 260-272.

. Rusydiana, A. S., & Arifin, H. S. (2018). Studi Perbandingan Kualitas Lingkungan Hunian antara Rumah dan Apartemen. Jurnal Teknik Sipil Dan Lingkungan, 3(2), 136-147.

. W. Hasiliana, E. Kartini, and R. Mutia, "One Stop Living: A Solution for Sustainable Living in Urban Area," in Journal of Physics: Conference Series, vol. 1114, no. 1, p. 012059, Nov. 2018.

. Suminar, R., Santoso, D. A., & Nugroho, H. (2017). Analisis Kelayakan Pembangunan Rumah Susun Sebagai Alternatif Hunian di Kota Semarang. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan, 3(3), 187-197.

. Winata, L. (2017). Perancangan Rumah Susun Dengan Pendekatan Transit Oriented Development (TOD) di Kawasan Bandara Soekarno-Hatta Tangerang. Jurnal Arsitektur dan Perencanaan, 15(1), 26-36.

. Azkiawati, D. & Lissimia, F. (2020). Kajian konsep biophilic pada bangunan hunian vertikal, 204-208.

Published
2024-07-04
Section
Articles