PEMBUDIDAYAAN KEPITING BAKAU DENGAN TEKNOLOGI SILVOFISHERY DAN PENANAMAN MANGROVE DI BIOSITE TELUK PANGPANG: SEBUAH UPAYA OPTIMALISASI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT
Abstract
Hutan mangrove memiliki fungsi yang sangat besar bagi lingkungan, termasuk sebagai tumbuhan yang mampu menahan arus air laut yang mengikis daratan pantai, menyerap gas karbon dioksida (CO2), menghasilkan oksigen, dan sebagai tempat berbagai kehidupan laut berlindung dan mencari makan, termasuk kepiting bakau. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk memperkuat ekosistem mangrove dan meningkatkan taraf ekonomi masyarakat dengan menanam mangrove baru dan membudidayakan kepiting bakau. Penanaman mangrove dilakukan di Biosite Teluk Pangpang, Tegaldlimo, yang merupakan salah satu Kawasan Strategis Ekonomi (KSE) di Jawa Timur. Kegiatan pengabdian masyarakat ini dilaksanakan oleh tim pengabdian masyarakat Institut Teknologi Bandung (ITB) bekerja sama dengan Kelompok Pembudidaya Ikan, Kelompok Usaha Bersama Raja Vaname, dan anggota pelestarian lingkungan. Penelitian aksi partisipatif (PAR) adalah metode yang digunakan dalam pengabdian masyarakat ini. Kegiatan berbagi pengetahuan dan teknologi dari ITB tentang perubahan iklim dan pentingnya melindungi lingkungan hutan mangrove dilakukan sebelum terjun langsung ke lapangan untuk menanam mangrove bersama-sama. Kemudian kegiatan dilanjutkan dengan penebaran kepiting bakau menggunakan teknik silvofishery di lahan tambak yang ditinggalkan agar dapat berkembang dengan baik dan membantu perekonomian masyarakat pembudidaya. Kegiatan ini meningkatkan kesadaran, pemahaman, dan komitmen masyarakat untuk terus melindungi lingkungan dan ekosistem hutan mangrove sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan dan kualitas hidup mereka.