PELATIHAN APLIKASI DAN ANALISIS INSTRUMENTASI PROGRAM BIMBINGAN KONSELING (Guru BK SMA/SMK Di Sumba Barat Daya NTT)

  • Erik Teguh Prakoso Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
  • Suci Prasasti Universitas Tunas Pembangunan Surakarta
Keywords: Aplikasi Instrumentasi, Guru BK

Abstract

ABSTRAK

Pelatihan analisa aplikasi instrumentasi dalam konseling sebagai upaya peningkatan pelayanan mutu guru bimbingan dan konseling SMA/SMK Sumba Barat Daya merupakan upaya pemberian soft skill baru kepada para konselor sekolah agar mampu meningkatkan mutu pelayanannya khususnya dalam mengaplikasikan berbagai instrumentasi dalam konseling. Kegiatan ini dilatar belakangi oleh guru bimbingan dan konseling SMA/SMK yang sangat membutuhkan penguasaan soft skill untuk menunjang pelayanan mereka terhadap siswa, salah satunya adalah keterampilan penggunaan Instrumentasi nontes. Pengabdian kepada masyarakat ini memiliki tujuan yakni memberikan keterampilan baru bagi para konselor khususnya keterampilan dalam Instrumentasi dimana keterampilan ini dirasa sangat menunjang bagi pelayanan konselor kepada siswa. Dengan metode yang terarah dengan pendampingan kepada para Praktisi sekolah diharapkan mampu menunjang kompetensi serta softskill yang lebih unggul guna pengembangan teknologi konseling yang semakin maju. Salah satu soft skill yang perlu dimiliki oleh praktisi/konselor sekolah salah satunya adalah Aplikasi instrumentasi konseling. Instrumentasi adalah sebuah alat yang digunakan untuk mengidentifikasi berbagai permasalahan siswaa berkaitan dengan tugas perkembangan yang berkaitan dengan masalah pribadi, sosial, belajar dan karier, diharapkan setelah mendapatkan pelatihan ini guru Bk mampu mengaplikasikan insrumen ini sesuai dengan kebutuhan yang ada di sekolah masing-masing. Realita yang terjadi di lapangan saat ini, hampir seluruh guru Bimbingan Konseling di SMA/SMK Sumba Barat sangat minim yang memiliki soft skill dalam bidang pengelolaan Instrumentasi dalam Konseling. Hal ini mengakibatkan kurang efektifnya kegiatan layanan yang mereka berikan pada siswa. Siswa cenderung bosan dan tidak proaktif terhadap layanan yang seharusnya mereka dapat dari Guru Bimbingan Konseling di sekolah mereka. Karena kurang fariatifnya layanan yang di berikan pada siswa guru bimbingan Konseling juga sering disalah artikan oleh siswa sebagai penasehat sekolah atau polisi sekolah. Hal ini sangat berbeda jauh dengan tugas dan peran guru bimbingan konseling sesungguhnya. Kegiatan pengabdian ini menggunakan metode ceramah, metode diskusi, metode pengelolaan administrasi, dan metode intrepetasi hasil. Hasil dari pengabdian ini adalah bertambahnya pengetahuan dan keterampilan kepada guru Bk di Kabupaten Sumba Barat Daya tentang pelatihan aplikasi instrumentasi dengan bentuk softwhare  Dari kegiatan pengabdian pada masyarakat ini dapat disimpulkan bahwa: (1) pelatihan aplikasi instrumentasi pada guru BK di Sumba Barat Daya terlaksana dengan baik, (2) Bertambahnya pengetahuan dan pemahaman serta keterampilan tehadap manfaat aplikasi instrumentasi dalam konseling (3) Kemampuan softskill para guru BK dalam implementasi di lapangan terhadap peserta didiknya.

Published
2021-08-05