LITERASI BUDAYA MEMBATIK: WHORSHOP DAN PENGENALAN BATIK KERATON YOGYAKARTA SISWA KELAS IV DI SIKL

  • Muhardila Fauziah Universitas PGRI Yogyakarta
  • Ningrum Perwitasari Universitas PGRI Yogyakarta
  • Zela Septikasari Universitas PGRI Yogyakarta
  • Dhiniaty Gularso Universitas PGRI Yogyakarta
  • Rian Nurizka Universitas PGRI Yogyakarta
  • Niken Wahyu Utami Universitas PGRI Yogyakarta
Keywords: Literasi budaya, siswa SIKL, Keraton Yogyakarta, batik

Abstract

Literasi budaya membatik merupakan salah satu upaya pelestarian warisan budaya yang penting untuk dikenalkan kepada generasi muda, terutama bagi siswa sekolah dasar. Artikel ini kegiatan membahas pengenalan motif Batik Keraton Yogyakarta kepada siswa kelas IV di Sekolah Indonesia Kuala Lumpur (SIKL) melalui metode pengabdian berbasis workshop dan pengenalan langsung. Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap filosofi motif Batik Keraton serta proses pembuatannya. Metode pengabdian dilakukan dalam beberapa tahapan, yakni menyampaikan materi secara teori, menggambar motif batik, melakukan praktik pewarnaan sederhana, serta evaluasi pemahaman siswa. Hasil kegiatan menunjukkan bahwa pendekatan berbasis pengalaman langsung mampu meningkatkan literasi budaya siswa, ditunjukkan dengan semakin meningkatnya minat dan apresiasi mereka terhadap batik sebagai warisan budaya Indonesia. Selain itu, siswa menunjukkan antusiasme yang tinggi dalam menggambar dan memahami motif batik yang diajarkan. Dengan demikian, pengenalan batik melalui lokakarya dapat menjadi strategi yang efektif dalam mendukung pendidikan budaya di sekolah. Program serupa yang diharapkan dapat terus dikembangkan guna menanamkan kecintaan terhadap budaya lokal sejak usia dini .

Published
2025-04-22