GENERASI MUDA PELESTARI KEARIFAN LOKAL UNTUK INKLUSI ADAT DI ERA MODERN

  • Dede Kurnia Adiputra Universitas Setia Budhi Rangkasbitung
  • Wandi S Assayid Universitas Setia Budhi Rangkasbitung
  • Ira Arini Universitas Setia Budhi Rangkasbitung
  • Nugroho Nugroho Universitas Indraprasta PGRI
Keywords: pengetahuan lokal, inklusi sosial, generasi muda, masyarakat adat, modernisasi

Abstract

Arus modernisasi yang kian deras menghadirkan tantangan kompleks bagi kelestarian pengetahuan tradisional dan keberlanjutan komunitas adat, seperti masyarakat Kasepuhan dan Baduy di Banten, Indonesia. Dalam menghadapi dinamika ini, generasi muda menjadi aktor kunci yang tidak hanya berperan sebagai penerus warisan budaya, tetapi juga sebagai inovator yang menghubungkan kearifan lokal dengan perkembangan zaman. Kegiatan pengabdian masyarakat yang dilakukan berfokus pada penguatan partisipasi pemuda melalui tiga pendekatan utama: edukasi berbasis kearifan lokal, pemanfaatan teknologi kreatif, dan pemberdayaan berbasis komunitas. Melalui serangkaian pelatihan keterampilan, pendampingan partisipatif, dan inisiatif digital seperti dokumentasi budaya melalui platform multimedia, generasi muda diajak untuk menjadi kurator aktif kebudayaan mereka sendiri. Hasilnya, keterlibatan ini tidak hanya meningkatkan kebanggaan akan identitas lokal, tetapi juga menciptakan dialog antar-generasi yang merevitalisasi praktik adat, sekaligus membangun jejaring kolaborasi dengan akademisi, pemerintah, dan sektor swasta. Transformasi peran pemuda dari sekadar penonton menjadi pelaku budaya ini menunjukkan bahwa integrasi antara pelestarian tradisi dan adaptasi teknologi dapat menjadi solusi dinamis dalam menjawab ancaman homogenisasi budaya. Dengan demikian, penguatan agensi kaum muda tidak hanya menjadi tameng terhadap erosi budaya, tetapi juga katalisator inklusi sosial yang mengangkat martabat komunitas adat dalam peta pembangunan nasional yang berkeadilan.

Published
2025-04-23